Sabtu, 19 November 2016

Writing Watches : Rahasia Si Bro

Halo para manusia! Ketemu lagi sama aku, Io si jam tangan!
Halo, para manusia!
Si Bro sekarang udah nggak gila lagi kayak dulu, jadi bener kalo dia gila gara-gara UN. Aku jadi lega, dia udah bisa ketawa lepas seperti dulu lagi. Main sama temen-temennya kayak dulu lagi. Males-malesan di kamar kayak dulu lagi. Akhirnya...



Tapi...


Si Bro sekarang udah sombong. Dia sok-sok an jadi blogger professional di depan temen-temennya. Padahal, pageviews aja belum tembus jutaan. Kalo dipuji soal blog, si Bro bakalan senyum-senyum sendiri sambil bilang "Iya dong!". Si Bro juga pernah memulai sebuah konflik kecil sama temennya gara-gara blog. Kurang lebih gini percakapan mereka :

"Eh, gimana kabarnya blogmu?", tanya si Bro ke temennya

"Udah gak pernah update lagi, males." , jawab temen si Bro yang juga nge-blog gara-gara tugas

"Loh, kok bisa?! Konsisten dong, kayak gue!", balas si Bro dengan nada yang sombong.

Mulailah adu mulut antara si Bro sama Temennya itu.


***


Pernah juga si Bro ditanyain, "Kok bisa sih, update tiap Minggu gitu? Apa tiap Minggu online gitu?". Si Bro dengan senyuman dan hidungnya yang kembang-kempis sombong menjawab, "Iya dong! Itu namanya konsisten!". Aku nggak suka sama si Bro yang kayak gini.

Makanya, sekarang aku mau bongkar semua rahasia si Bro soal blog. Biarin si Bro marah sama aku, biarin si Bro nggak mau ngomong lagi sama aku. Biar dia tau rasa. Gini-gini aku sering dipakai waktu dia lagi ngedit blog, jadi aku tau apa rahasianya.

Buat si Bro yang membaca tulisan aku ini, maaf. Aku cuma mau si Bro kayak dulu lagi, aku mau sifat sombong Bro hilang. Maaf sekali lagi Bro.



Rahasia Terbesar Si Bro Tentang Blog.

Si Bro nggak bener-bener online tiap Minggu. Tentu kalian bertanya-tanya, terus gimana caranya nge-post kalo nggak online? Sabar, sabar. Jadi si Bro biasanya nulis banyaaaaaaak banget judul yang jadi draf dalam satu waktu, kadang ada yang masih setengah, kadang cuma nulis judulnya, kadang juga bisa selesai (kalo lagi beruntung). Nah, disini bagian yang paling penting. Si Bro menggunakan fitur dari blogger. Yang bisa nge-publish postingan dengan otomatis. Bahkan ketika nggak tersambung sama koneksi internet.

Pertama, setelah kalian selesai menulis buat postingan blog kalian, klik tab 'Jadwal' atau 'Schedule' yang ada di kolom sebelah kiri. Nanti bakalan muncul seperti ini,



Setelah muncul seperti gambar diatas, pilih 'Set date and time'. Nanti bakalan muncul kayak gini (lagi).


Kalian bisa bebas menentukan hari apa, tanggal berapa, bulan apa, tahun berapa, sampai jam dan menit ke berapa. Pokoknya kalian bisa leluasa menentukan kapan postingan kalian akan di-publish secara otomatis. Setelah menentukan, jangan lupa klik 'Done'. 


Lalu klik  'Publish'. Tenang, postingan kalian tetep ke-publish tepat seperti yang kalian atur kok. Postingan kalian akan diberi tag 'Scheduled' atau 'Terjadwal', bukan lagi 'Draft'. 



Nah, akhirnya udah kebongkar rahasia si Bro. Dia udah nggak bisa pamer lagi, kalo dia tetep pamer, bilang aja, "Ah, gue juga bisa. Gampang!". Gitu. Aku tau si Bro bakalan marah besar begitu tau rahasianya kebongkar. Mungkin dia bakalan diemin aku selama setahun, ngelepasin mur-mur ku satu-satu, ngebentur-benturin aku ke meja, sampai nyemplungin aku ke dalam air (kalo ini sih, aku berani. soalnya kan aku water resist!).

Oke, karena rahasia si Bro udah kebongkar, aku pamit dulu. Mungkin aku nggak bakalan bisa nyuri-nyuri nge-post di blog ini lagi. Tapi, itu semua demi si Bro, semoga aja habis dia baca postinganku ini dia bisa sadar dan insaf.

Selamat malam para Manusia! Sampai Jumpa (kalo bisa)!


TAMBAHAN

Cerita Sedih

Yak, hai para pembaca. Ini gue Fikri. Dengan berat hati, gue sampaikan postingan ini mungkin jadi post terakhir dari segmen Writing Watches. Io, si penulis segmen ini mengalami kerusakan. Bukan-bukan gue yang ngerusakin Io, lebih tepatnya gue nggak sengaja. Io tanpa sengaja jatuh dari atas lemari dan tiba-tiba layarnya mati. Udah gue coba bawa ke toko jam, katanya LED nya bermasalah dan harus diganti. Daaaaaaan... LED nya cuman ada di kantor pusat nya Casio, yang ada di Jakarta Pusat.

Gue tau kalian sedih, gue juga sedih. Kita semua sedih. Tapi, kesedihan nggak boleh dibiarkan berlarut-larut kan? 

Selamat Sabtu malam!

Sabtu, 12 November 2016

[Bukan Review] Doctor Strange

Yak! akhirnya gue bisa curi-curi waktu dari jadwal gue yang super padat ini *yaelah*. Seperti biasa anak sekolahan seperti gue kalo nggak sibuk belajar ya sibuk nugas. GILA! ternyata kehidupan SMA begitu kejam, apalagi pake kurikulum 2013. Gue kayak mau mati. Tugas tertulis, tugas praktek, dan tugas-tugas lain yang nggak bisa gue sebutin satu-satu. BUANYAK BANGET! Bahkan hari Sabtu dan Minggu yang seharusnya dipakai liburan, malah dipakai ngerjain tugas. Tapi seperti halnya manusia-manusia lain, gue juga butuh refreshing. Akhirnya gue cabut ke bioskop.

Bersama kedua teman, malam itu, malam Ming... eh, Sabtu malam. Gue berangkat ke bioskop di salah satu mall di Semarang. Kami berangkat selepas maghrib, dan sampai sekitar jam setengah tujuh. Seperti biasa, kami terlambat. Tiket yang diputar jam 7 sudah penuh. Akhirnya kami membeli tiket yang jam 21.20. Inu berarti kami harus menunggu dua jam lebih untuk masuk ke studio, dan bersiap pulang malam.

Dua jam lebih kami habiskan di KFC. Menghabiskan waktu dengan cerita dan tertawa. Ngobrolin apapun, siapapun. Dari temen-temen sekelas, guru-guru, sampai mak-mak kantin. Topik paling ramai ya masalah percintaan. Sayang gue gak bisa cerita banyak soal ini, karena dari lahir gue belum pernah ngerasain pacaran #curhat. Biasanya kalo udah gini, gue cuman jadi pendengar, dan penanya yang rajin. Tanya-tanya, gimana sih pacaran itu? Gak kerasa dua jam udah lewat dan masing-masing dari kami sudah menghabiskan float nya. Saatnya kembali ke bioskop.


[SPOILER ARLERT!]


Doctor Strange bercerita tentang seorang doktor bernama Stephen Strange yang hebat dalam mengoperasi pasien, tetapi sombong. Di awal film udah di perlihatkan kesombongan si Strange. Dokter mana yang sedang operasi malah ngedengerin musik klasik? Cuma Dr. Strange. Tapi suatu ketika, Dr. Strange mengalami kecelakaan lalu lintas dan kehilangan sebagian kemampuan saraf di tangannya. Jadi tangannya jadi tremor gitu. Nah, dari situ dia frustasi dan menghabiskan uangnya untuk menyembuhkan tangannya.

Sampai suatu saat, ketika hartanya semakin menipis, dia diberitahu untuk pergi ke tempat penyembuhan mujarab bernama Kamar-Taj. Ternyata Kamar-Taj adalah tempat pelatihan para penyihir-penyihir yang dipimpin seseorang yang disebut "The Ancient One". Di sana Dr. Strange melakukan latihan untuk mendapatkan kemampuan tangannya lagi.

Di film ini yang jadi mushnya Kaelicus... Kaelicius... apalah itu. Gue lupa. Dia berniat membuka gerbang antar dimensi dan membebaskan Dormammu, penguasa dimensi gelap. Tapi-dengan kepintarannya Dr. Strange bisa ngalahin si Kael dan Dormammu.

Oiya, film superhero Marvel gak lengkap tanpa kehadiran Stan Lee sebagai cameo. Di film ini Stan Lee digambarkan jadi orang tua yang sedang baca koran. Film Marvel juga gak lengkap tanpa credit scene yang bikin penasaran. Penasaran ya? Makanya nonton. ehehehe...

Yah, filmnya bagus. Visual efek nya GILAK! Ada satu scene dimana kota New York dibalik-balik. Sayang gue gak nonton 3D. Buat kalian yang belum nonton, Dr. Strange SANGAT SANGAT SANGAT dianjurkan nonton 3D. Gue SANGAT AMAT MENYESAL nggak nonton 3D.

Nggak kerasa filmnya selesai. 114 menit terasa kurang buat film sebagus ini. Oiya, kemungkinan Dr.Strange bakal muncul lagi di Thor : Ragnarok. Jam 23.18 gue pulang, ini pertama kalinya gue pulang hampir tengah malam. Yah, gue kan anak baik-baik. :)

Selamat Sabtu malam!

Sabtu, 23 Juli 2016

Saat Ini... (Part 2)

Selamat datang di Saat Ini Part 2. Kalo kalian penasaran di mana Part 1-nya kalian bisa klik di




Sebelum mulai, gue minta maaf sebenernya ini tulisan gue beberapa bulan yang lalu dan lupa gue publish. Sekarang gue makin disibukkan dengan aktifitas sekolah, yah maklum gue naik kelas 11. Oke, lanjut aja ya...



1. Saat ini, saat gue menulis ini, gue juga sambil menonton berita di TV. Yah, gue juga bisa nonton berita, nggak cuma nonton BimaX. Waktu itu lagi meledak berita tentang pembunuhan anak perempuan berumur 8 tahun. Nggak cuma dibunuh, gadis itu juga di"itu"in dulu sebelum dibunuh. GILA! Dan lagi keterangan tersangka bisa begitu membingungkan kepolisian karena ganti-ganti. Sampai memancing kemarahan seorang pesulap terkenal juga. Gue juga sebenarnya marah kali ngedenger kasus ini, tapi gue nggak harus ikutan bikin video juga kan?


2. Saat ini, di sosial media lagi booming perdebatan-perdebatan masalah "same gender marrieage". GILA! Amerika katanya udah melegalkan hal ini. BENER-BENER GILA! Kiamat memang sudah dekat. Apa jadinya kalo cowok sama cowok? Emangnya perempuan di dunia ini udah habis? Terus apa jadinya kalo perempuan sama perempuan? Emangnya cowok di dunia ini udah habis? Gue aja masih sen... lah, gue malah curhat. 

Dan lagi, kenapa gay dan lesbian ini dilambangkan dengan bendera pelangi? Kenapa keindahan pelangi dilambangkan sebagai kegilaan dunia? Kasihan Agung yang udah capek-capek melukis kan? (Coba nyanyi lagu Pelangi-Pelangi). Gue nggak bisa apa-apa sama kegilaan ini. Yang bisa gue lakuin sekarang adalah berhati-hati jika ada seorang cowok yang tiba-tiba mengkerlingkan matanya ke gue. Atau berhati-hati dengan mas-mas yang memakai baju pelangi. O iya, dan gue berani jamin kalo setelah ini Rainbow Cake nggak akan laku, atau setidaknya omzet menurun.



3. Masih dalam suasana Ramadan, saat ini gue lagi mangkel berat waktu sholat Tarawih. Banyaaaaaaaak banget orang-rang yang nggak mau mengisi shaf terdepan. Akibatnya, banyak orang yang nggak bisa masuk ke masjid. Bukan apa-apa, nggak ngaruh juga buat gue karena gue selalu datang awal (sombong), cuman kalo shaf nggak rapat itu juga akan mengurangi pahala kan? 

Kenapa sih nggak mau majukalo ada shaf yang kosong? Udah PW? Udah terlanjur menggelar sajadah? Gue punya pendapat kalo sebenarnya sajadah itu bisa jadi setan. Gara-gara sajadah, banyak orang nggak merapatkan barisannya, banyak orang yang nggak mau mengisi barisan yang kosong. Jadi gimana dong?


4. Saat ini, gue sedang dibingungkan oleh rokok. Gue nggak nyangka orang-orang dekat gue bisa ngerokok. Apa tiga tahun bisa merubah orang sederastis ini? Mungkin, gue baru tau dua orang, yang lain belum keliatan. Teman SD yang dulunya polos-polos sekarang udah bisa mengeluarkan asap dari mulutnya. Ini yang buat gue bingung, untuk tetap temenan sama mereka atau menjauhi mereka. Kalo tetep ketemu dan deket-deket sama mereka, cepat atau lambat gue juga akan ikutan, atau paling tidak paru-paru gue rusak karena jadi perokok pasif. Gue juga nggak bisa ngejauhin mereka gitu aja dengan bilang, "Kita nggak usah ketemu lagi! Kamu udah nggak kayak dulu lagi!" Gue benci rokok, malah temen-temen gue ngerokok. FAK!

Kalo gini nggak papa deh! Sumber : MCI

5. Saat Ini, cukup segini dulu kebingungan-kebingungan, keresahan-keresahan, kebimbangan-kebimbangan, dan ketakutan-ketakutan dari gue. Yah, karena akhir-akhir ini nggak banyak informasi yang gue terima, karena lemes puasa.

Selamat Sabtu malam! Selamat Puasa!

Saat Ini...

Sabtu, 21 Mei 2016

Writing Watches : Internet

Halo para manusia! HAH!? APA? Kalian nggak kenal aku? Halah, coba deh cek di sini

http://kisah2pelajar.blogspot.co.id/2015/04/writing-watches-halo.html?m=0

Akhirnya aku bisa kembali menyabotase blog Si Bro. Setelah sekian lama aku menunggu saat yang tepat buat mengambil alih laptopnya. Sekarang Si Bro sedang beli makanan di Indomart sedangkan aku ditinggal di wificorner sama temen-temennya. Sekarang temen-temen Si Bro udah ganti, meskipun masih ada yang sama.



Akhir-akhir ini, aku sering diajak Si Bro main ke wificorner, Katanya, wificorner itu tempatnya orang main internet, terus kalo warnet apaan dong? Di sini si Bro bisa main sama temen-temennya atau sendirian. Aku nggak begitu tau sih apa kegunaan internet, orang aku juga nggak pernah make.

Di sini tempatnya bisa berubah-ubah. Kadang sepi pada sibuk sendiri, kadang juga rame karena ada rombongan remaja yang mampir main. Kadang panas, kadang juga kejebak hujan. Yah namanya juga tempat umum. Si Bro cerita, kalo wificorner itu lebih nyaman dari warnet, lebih terang, lebih private, katanya. Tapi kalo menurutku sih ada plu-minusnya sendiri-sendiri antara wico (singkatan wificorner) sama warnet.

Menurutku, di warnet itu lebih nyaman karena tempat duduknya sendiri-sendiri dan bisa bebas sandaran. Kalo di wico kan tempat duduknya memanjang, jadinya nggak bisa diatur sesuai keninginan. Di kebanyakan warnet, masih kurang dalam penerangan, jadi kayak remang-remang gitu deh. Kalo di wico karena tempatnya terbuka nggak usah pake lampu, kalo malam juga lampunya cukup terang. Di warnet, kita bisa pilih paket-paket internet yang beragam, katanya sih rata-rata warnet bertarif 3000 rupiah perjam. Kalo di wico kita beli voucher gitu, yang paling sedikit 1000/3 jam. Jadi lebih murah di wico daripada di warnet. Kekurangan dari kedua tempat itu adalah sama-sama tempat umum, jadi segala bentuk pergaulan bisa masuk. Aku aja  belajar 2 kata-kata baru waktu diajak Si Bro ke wico, jomblo sama jones. Artinya apa sih? Kok waktu ada yang bilang gitu si Bro senyum-senyum sendiri.

Ya, kalo pengin yang nyaman dan aman, palin tepat ya pasang Home Internet sih. Kalo dirumah kan bisa main tanpa perlu takut dipandang nggak sopan sama umum. Kalo lupa waktu juga nggak masalah, kalo lupa waktunya di warnet atau di wico pasti bakalan dicariin orang-orang rumah. Kalo diingat-ingat sih, si Bro mulai sering-sering ke wico setelah home internetnya diputus. Kasihan.

Yah, akhirnya juga nulis di blog juga perlu internet. eh, jadi aku udah pernah make internet ya..

Eh, udah dulu ya si Bro udah balik dari beli makanan di Indomart. Selamat bermalam minggu! Maaf jones yang nggak malam mingguan! (Akhirnya aku tahu arti kata jones). Hehe.

Sabtu, 14 Mei 2016

[Bukan Review] Captain America : Civil War

Beberapa minggu ini kelas gue diributkan dengan berbagai macam hal. Yang diributkan macem-macem, kayak isi gado-gado. Ya, makanan lezat yang terdiri dari campuran sayur-sayuran lalu disiram dengan saus kacang yang manis menggoyang lidah. Hmm, gue jadi pengin gado-gado. Percayalah, paragraf ini gue buat semata-mata untuk menambah isi. Biar keliatan banyak gitu postingan nya.

Oke, balik ke topik awal!

Yang diributkan mulai dari pembagian kelompok bis acara Outclass, sampai nilai Ujian Tengah Semester yang mengkhawatirkan. Dari hal-hal penting seperti tentang bagaimana siput berkembang biak, sampai hal-hal yang nggak penting sama sekali seperti siapa guru tercantik di SMA N 6. Sampai pada suatu hari gue memulai sebuah percakapan.

"Eh, habis UTS jalan yuk!", Ajak gue. Padahal waktu itu UTS bahkan belum dimulai.

"Kemana?", Tanya beberapa temen kelas yang antusias.

"Nonton bioskop aja.", jawab gue.

"Nonton apa?"

"Gimana kalo Civil War?", usul gue.

Salah seorang temen cewek tiba-tiba teriak, "AADC 2, aja!"

"Yee, Civil War aja!", balas temen gue yang laki-laki.

"CW!"
"AADC 2!!"
"CW!!"
"AADC 2!!"

*GUE DIEM AJA

"CW!!!"
"AADC 2!!!"

*CIVIL WAR BENERAN.




***




Setelah disepakati bersama (sebenernya enggak). Geng perempuan memilih menonton AADC 2, sedangkan geng laki-laki memilih menonton Civil War. Kedua kubu akhirnya berdamai.

Setelah itu, gue bertanya lagi buat memastikan, jadi enggaknya acara nonton bareng ini. Mengingat acara-acara sebelum ini pasti gagal atau dibatalkan karena nggak ada koordinasi yang bener.
"Jadi mau nonton kapan?", mulai gue.

"Senin aja ya, setelah UTS terakhir.", usul salah satu suara.

"Eh, jangan duit gue belum cair kalo Senin. Rabu aja sehabis Outclass hari Selasa." bantah seseorang lagi.

Gue baru tau kalo anak SMA jaman sekarang menerima uang saku sama seperti orang gajian. Bulanan.

"Senin aja coeg!"
"Rabu aja !!"
"SENIN!!"
"RABU!!"

*GUE DIEM AJA

"SENIN AJA ANJ*NG!!!"
"RABU AJA TA**!!!" biasalah anak laki-laki suka ngomong kasar.

*CIVIL WAR BENERAN.


***


Dan akhirnya, disepakati bersama (sebenernya enggak) untuk nonton pada hari Rabu. Hari-hari berikutnya berlalu seperti biasa. Kami belajar, istirahat, bercanda, membaca buku, mengerjakan UTS, dan mengikuti outclass dengan hati yang riang. Sampai hari yang disepakati, setelah kegiatan outclass seharian, gue dan teman-teman masih diwajibkan masuk seperti biasa, mengikuti pelajaran. Karena berbagai alasan banyak yang absen pada hari itu. Total ada 15 murid yang berangkat dari keseluruhan 38 murid. GILAK! Nggak ada separonya.

Dengan amat terpaksa, acara nonton bareng diundur. Sampai waktu yang tidak ditentukan.

Akhirnya gue dan temen-temen bisa nonton pada hari Sabtu. Karena paginya gue dan temen-temen sekelas ada janji ketemuan di sekolah. Sehabis itu bisa langsung ke bioskop. Setelah pertemuan yang ternyata nggak menghasilkan apa-apa, gue dan beberapa teman akhirnya berangkat ke bioskop. Bayangin dari 10 orang laki-laki yang menyetujui ajakan gue beberapa minggu lalu, hanya 4 orang termasuk gue yang jadi nobar ke bioskop. GILAK! Nggak ada separonya.

Beberapa udah nonton sendiri, beberapa sudah kehabisan uang waktu outclass dan pergi liburan. Maklum waktu itu sedang long weekend. Gue sampai di bioskop sekitar jam 12-an, antre tiket, lalu memilih film dan tempat duduk. Seharusnya perkiraan gue masuk ke bioskop jam 2 siang, karena tiketnya habis gue terpaksa nonton jam 4 sore, dapat seat barisan depan lagi! Lengkap sudah penderitaan hari itu.

--Setelah lima jam menunggu--

[SPOILER ALERT!]



Di awal film, kita sudah disuguhi masa lalu 'Bucky' Barnes a.k.a Winter Soldier yang sedang dicuci otaknya sama organisasi jahat HYDRA. Gue gak bakalan cerita semua isi filmnya sih, karena pasti bakal jadi lama banget.

Inti ceritanya hampir sama sih sama versi komiknya (gue udah baca sih), si Ironman merasa bersalah karena kematian salah satu warga sipil, sedangkan si Capt. nggak rela identitas yang udah dijaga mati-matian dibocorin ke publik. Yah, keren sih filmnya. Si Vision sama Wanda "Scarlet Witch" udah keliatan tanda-tanda cinta, aneh juga mengingat Vision adalah manusia buatan. Kenapa manusia buatan bisa punya rasa cinta? Scott Lang "Ant-man" juga kocak banget walaupun cuman keliatan sebentar. Kemunculan pertama Black Panther yang lompat dari atas gedung juga keren. Adegan Captain America nahan helikopter apa lagi. Adegan waktu si Cap nahan blasternya Ironman pakai tameng sampai keliatan efek cahaya yang keren banget. Yang paling penting adegan waktu pengrekrutan Spider-man sama Tony Stark itu lucu banget. EMANG BENER KALO SPIDERMAN KALI INI BISA DIBILANG "SEMPURNA".

Gue jadi gak sabar buat nonton Spider-Man :Homecoming yang kabarnya si Ironman juga ikut main disitu. Bayangin aja 2 jenius kocak saling bertemu di salah satu film. Gue jadi gak sabar. Emang motivasi gue nonton Civil War ya karena mau liat Spider-man versi asli Marvel ini.

Pokoknya film ini wajib di tonton buat para penggemar The Avengers. Gue dengan sekejap melupakan pegalnya leher waktu nonton. Dalam hati gue bersumpah buat nggak lagi nonton di seat barisan 2 dari depan. Titik.

Akhirnya rencana nobar sukses dijalankan walaupun banyak halangan. Gue nggak tau gimana nasib geng perempuan yang mau nonton AADC 2. Yang penting Civil War selesai, saatnya menunggu Homecoming.


Selamat Sabtu malam.


Sabtu, 02 April 2016

TEROR

Ternyata nggak cuman Jakarta yang diteror. Gue pun minggu-minggu ini sedang diteror. Parahnya terorisnya adalah orang terdekat gue. Ya, orang ter-de-kat. Ibu. Dia lah biang kewas-wasan gue selama seminggu. Ceritanya dimulai sekitar lima hari yang lalu.

Sore itu, gue yang sedang berada di kamar dikagetkan sama Ibu gue yang tiba-tiba masuk. Dia duduk di sebelah gue yang sedang tiduran. Tiba-tiba satu pertanyaan tidak terduga keluar, loncat dari mulut Ibu gue dan langsung menusuk jantung gue. Rasanya kayak Ibu gue lagi megang senjata jenis AK yang pelurunya tinggal satu dan itu tertmbak tepat menembus jantung gue. Pertanyaannya, "Kak, pacarmu siapa?" That is a simple question, very simple question. Gue gak bilang ini pertanyaan yang mudah. Pertanyaan simple yang membuat gue hampir jantungan dan mati menggelepar. Siapa yang nggak kaget kalo tiba-tiba dikasih pertanyaan begini? Kalo pertanyaannya macam, sebutkan ciri-ciri Coelenterata, gue masih bisa jawab.

Gue diem sejenak, beberapa detik. Sampai akhirnya gue jawab "Nggak punya." Gue jawab jujur. Toh buat apa gue bohong dengan ngomong gue udah punya pacar? Kayaknya Ibu gue belum kehabisan amunisinya, dia reload lagi senjata nya. Bersiap dengan pertanyaan kedua. "Kenapa nggak punya?" Jeduarrrr... pertanyaan kedua ditembakkan, gue kaget lagi. Nggak mau jadi perang berkelanjutan gue milih jalan aman. Gue jawab, "Nggak tau." dan pergi keluar kamar. Malam ini, gue berhasil meloloskan diri.


Paginya, gue sudah siap dengan seragam sekolah dan bersiap berangkat. Langkah gue berhenti saat ada peluru lagi ditembakkan. "Kak! Salam buat pacarmu!" What the hell? Padahal gue udah bilang nggak punya. Kenapa tetep aja ditanya tentang itu. Yah, seperti biasa, gue lari dengan berteriak, "NGGAK PUNYA!" Gue langsung berangkat ke sekolah.

Terus begitu selama lima hari ini. Gue kayak seorang warga sipil yang megang senjata tapi ditembakin pake senapan. Gue cuman bisa lari. Siklusnya dimulai dengan pertanyaan "Kak, pacarmu siapa?" "Nggak punya." "Salam buat pacarmu ya." "Nggak punya!" Begitu terus. Malahan setelah geu bilang "Nggak punya!" Ibu gue menjawab, "Cari dong!"



ARRRGGHH!!!

Emang kenapa sih kalo gue nggak punya pacar? Apa setiap remaja laki-laki normal harus punya pacar? Apa pacar begitu penting buat kehidupan reamja? Apa Ibu gue takut kalo gue jadi gay? Mmmm, mungkin yang terakhir bisa jadi alasan yang pas. Tapi gue nggak bakalan jadi gay!!! Gue normal! Gue juga suka sama perempuan. Tapi gue takut memulai sebuah percakapan dengan perempuan. Gue takut ngobrol sama gadis remaja seumuran. Bahkan lewat chatting

Emang nggak ada alasan yang pasti kenapa gue bsia takut ngobrol sama perempuan. Gue aja bingung. Yah tapi kapan gue pacaran, itu urusan gue sendiri. Itu keputusan gue sendiri. Buat gue, saat ini gue belum butuh pacar. Saat ini gue masih belajar.

Selamat Sabtu malam!

Sabtu, 20 Februari 2016

Hikitori

Akhirnya, gue bisa sedikit bersantai di salah satu wificorner di pojokan kota Semarang. Akhirnya gue bisa ngeblog lagi. Sudah beberapa minggu gue cuman bergaul sama temen-temen sekolah dan buku pelajaran, sudah ada puluhan ide-ide tulisan yang datang menjejali otak gue, menunggu untuk dituangkan ke dalam blog.

Oke, langsung aja.

Di sebuah weekend sore, gue yang sedang sibuk menekan-nekan tombol remote TV, mencari acara yang sedikit bermutu tapi juga menghibur diselamatkan oleh ajakan keluar dari Ibu. Tentu gue dengan senang hati mengiyakan ikut. Sekeluarga kita berangkat menggunakan mobil. Masih belum tahu tujuan sebenarnya, gue udah ber-ekspektasi kalau gue bakal diajak jalan ke Mall, atau paling nggak Supermarket. "Ah, palingan mau belanja.", pikir gue.

Setelah sepuluh menit perjalanan, gue kecewa. Ternyata gue diajak nongkrong di Pantai Marina. Yah, yang menurut gue tempat itu lebih seperti perumahan elit yang deket sama dermaga. Sore itu, "Pantai Marina" terlihat membosankan, yah paling enggak nggak lebih membosankan daripada acara TV sekarang ini. Turun dari mobil, gue langsung mencari tempat duduk. "Pantai" sore itu nggak teralu ramai, cuman ada 2-3 kapal yang menunggu penumpang, beberapa bapak-bapak yang sedang mancing, beberapa anak-anak yang basah karena habis main air di laut, dan pedagang yang lagi nunggu dagangannya laku dibeli orang. Gue duduk dengan wajah datar.

Ayah, Ibu, dan adik gue bergabung, ikut duduk disebelah gue. Tempat duduknya cukup luas. Gue yang lagi kecewa menutup muka dengan smartphone. Main game. Ibu gue yang mau mesen minuman nawarin, "Kak, mau minum apa?" "Ngaak usah." jawab gue masih dengan smartphone menutupi wajah.

Selang sepuluh menit, adik gue minta naik kapal, tentu gue disuruh ikut, tentu gue menolak. Akhirnya adik gue naik bersama ayah. Tinggal gue dan Ibu, tiga menit berlalu gue masih sibuk dengan game yang gue mainkan. Tiba-tiba Ibu gue yang juga seorang perawat rumah sakit bicara, "Kak, kayaknya kamu kena penyakit deh.", gue kaget.

"Penyakit apa?"
"Itu loh, yang dari Jepang, yang dulu rame dibicarain." Ibu gue menjelaskan dengan gaya sok tau, masih belum mengatakan nama penyakitnya.
"Apa ya? Hiki... Hikitori kayaknya"

Gue nahan ketawa!

Gue tau apa yang Ibu gue maksud. Gue tertawa.

"Hikikomori!" jawab gue membenarkan. Dengan setengah berteriak dan menahan tawa.
"Oh iya, Hikikomori!"

Setelah kejadian salah-sebut-nama-penyakit itu, gue jadi senyum-senyum terus. Sampai tiba saatnya pulang. Diperjalanan, gue keinget lagi kejadian salah-sebut-nama-penyakit tadi. Buat yang belum tahu Hikikomori, hikikomori adalah penyakit sosial dimana sang penderita merasa tidak membutuhkan kehidupan sosial. Singkatnya, anti-sosial. Lebih lengkapnya bisa dibaca sendiri di sini: Hikikomori Wiki .

Di perjalanan pulang gue diem seribu bahasa. Mikirin mungkin bener apa yang ibu gue katakan. Mungkin gue udah mulai mendekati hikikomori. Mungkin gue udah mulai anti-sosial. Gue nggak mau cuman hidup di kamar persegi 3x2 meter. Gue masih punya kehidupan lain. Gue masih punya temen-temen. Gue masih normal.

Oke, segini dulu cerita gue kali ini. Semoga kalian suka, semoga kalian nggak jadi hikikomori. Jadi setelah selesai baca postingan gue kali ini, tutup browser kalian, dan temuilah kehidupan sosial kalian.

Selamat Sabtu malam!