Sabtu, 20 Februari 2016

Hikitori

Akhirnya, gue bisa sedikit bersantai di salah satu wificorner di pojokan kota Semarang. Akhirnya gue bisa ngeblog lagi. Sudah beberapa minggu gue cuman bergaul sama temen-temen sekolah dan buku pelajaran, sudah ada puluhan ide-ide tulisan yang datang menjejali otak gue, menunggu untuk dituangkan ke dalam blog.

Oke, langsung aja.

Di sebuah weekend sore, gue yang sedang sibuk menekan-nekan tombol remote TV, mencari acara yang sedikit bermutu tapi juga menghibur diselamatkan oleh ajakan keluar dari Ibu. Tentu gue dengan senang hati mengiyakan ikut. Sekeluarga kita berangkat menggunakan mobil. Masih belum tahu tujuan sebenarnya, gue udah ber-ekspektasi kalau gue bakal diajak jalan ke Mall, atau paling nggak Supermarket. "Ah, palingan mau belanja.", pikir gue.

Setelah sepuluh menit perjalanan, gue kecewa. Ternyata gue diajak nongkrong di Pantai Marina. Yah, yang menurut gue tempat itu lebih seperti perumahan elit yang deket sama dermaga. Sore itu, "Pantai Marina" terlihat membosankan, yah paling enggak nggak lebih membosankan daripada acara TV sekarang ini. Turun dari mobil, gue langsung mencari tempat duduk. "Pantai" sore itu nggak teralu ramai, cuman ada 2-3 kapal yang menunggu penumpang, beberapa bapak-bapak yang sedang mancing, beberapa anak-anak yang basah karena habis main air di laut, dan pedagang yang lagi nunggu dagangannya laku dibeli orang. Gue duduk dengan wajah datar.

Ayah, Ibu, dan adik gue bergabung, ikut duduk disebelah gue. Tempat duduknya cukup luas. Gue yang lagi kecewa menutup muka dengan smartphone. Main game. Ibu gue yang mau mesen minuman nawarin, "Kak, mau minum apa?" "Ngaak usah." jawab gue masih dengan smartphone menutupi wajah.

Selang sepuluh menit, adik gue minta naik kapal, tentu gue disuruh ikut, tentu gue menolak. Akhirnya adik gue naik bersama ayah. Tinggal gue dan Ibu, tiga menit berlalu gue masih sibuk dengan game yang gue mainkan. Tiba-tiba Ibu gue yang juga seorang perawat rumah sakit bicara, "Kak, kayaknya kamu kena penyakit deh.", gue kaget.

"Penyakit apa?"
"Itu loh, yang dari Jepang, yang dulu rame dibicarain." Ibu gue menjelaskan dengan gaya sok tau, masih belum mengatakan nama penyakitnya.
"Apa ya? Hiki... Hikitori kayaknya"

Gue nahan ketawa!

Gue tau apa yang Ibu gue maksud. Gue tertawa.

"Hikikomori!" jawab gue membenarkan. Dengan setengah berteriak dan menahan tawa.
"Oh iya, Hikikomori!"

Setelah kejadian salah-sebut-nama-penyakit itu, gue jadi senyum-senyum terus. Sampai tiba saatnya pulang. Diperjalanan, gue keinget lagi kejadian salah-sebut-nama-penyakit tadi. Buat yang belum tahu Hikikomori, hikikomori adalah penyakit sosial dimana sang penderita merasa tidak membutuhkan kehidupan sosial. Singkatnya, anti-sosial. Lebih lengkapnya bisa dibaca sendiri di sini: Hikikomori Wiki .

Di perjalanan pulang gue diem seribu bahasa. Mikirin mungkin bener apa yang ibu gue katakan. Mungkin gue udah mulai mendekati hikikomori. Mungkin gue udah mulai anti-sosial. Gue nggak mau cuman hidup di kamar persegi 3x2 meter. Gue masih punya kehidupan lain. Gue masih punya temen-temen. Gue masih normal.

Oke, segini dulu cerita gue kali ini. Semoga kalian suka, semoga kalian nggak jadi hikikomori. Jadi setelah selesai baca postingan gue kali ini, tutup browser kalian, dan temuilah kehidupan sosial kalian.

Selamat Sabtu malam!