Sabtu, 31 Januari 2015

Pramuka, Nostalgia, dan Api Unggun

Malam Minggu kemarin, setelah gue ngeposting 'Ngomongin Blog' gue diajak kedua orang tua gue untuk nengokin adek gue yang lagi kemah. "Biar nggak galau" kata salah satu dari mereka. Orangtua yang aneh. Adik gue kemah di daerah Tembalang, Semarang. Tepatnya di Lapangan Tembak Tembalang, dekat Undip. Gue kesana sehabis maghrib, sampai di lokasi sekitar pukul 7 malam. Adik gue masih duduk di kelas 4 SD dan bersekolah di SD IT Bina Amal. SD gue dulu. Sesampainya di lokasi kemah, mau nggak mau gue jadi ngerasain hal yang paling gue benci dan paling nggak mau gue rasain. Nostalgia.

Gue ketemu guru-guru yang sama persis seperti saat gue lulus. Ketemu adik-adik kelas yang dulu masih kelas 1 dan 2, yang sekarang udah kelas 4 dan 5. Gue kangen dengan suasana perkemahan ini. Gue kangen dengan tenda, kangen dengan tongkat pramuka, kangen dengan hasduk yang udah 2 tahun nggak dipakai (kecuali kalo hari Pramuka Nasional). Saking kangen dan senengnya suasana perkemahan, gue sampai guling-guling di dalem tenda adek gue. Jadilah 6 anak pramuka kelas 4 SD ngeliatin orang aneh guling-guling di tenda. Mereka bengong, gue cuek.

Setelah momen guling-guling itu, acara selanjutnya adalah penyalaan api unggun. Gue paling suka proses penyalaan api unggun ini. Dimulai dari upacara, pengucapan Dasadharma sambil nyalain obor bergantian, sampai penyalaan api unggun. Prosesi yang Keren. Sayang, akhir-akhir ini udah makin sedikit sekolah-sekolah yang ngelakuin proses penyalaan api unggun ini. Bahkan sekolah-sekolah negeri juga jarang yang ngelakuin.

Momen yang bikin kangen.

Bahkan sekarang kegiatan pramuka sudah mulai dilupakan. Kenapa? Kenapa pramuka dilupakan? Padahal pada dasarnya setiap manusia dilahirkan sebagai pramuka. Memang gue bukan anak pramuka, tapi gue suka pramuka! Pramuka mengajarkan banyak hal ke gue. Mulai dari kebersamaan, kerjasama, kekeluargaan, dan masih banyak lagi.

Gue juga suka bingung, kenapa banyak anak jaman sekarang yang nggak suka ikut pramuka. Padahal kan pramuka seru, ada jurit malam, mencari jejak, api unggun, yel-yel, perkemahan, sampai tali temali. Gimana menurut kalian? Gue? kalo menurut gue cuman 1 hal yang bikin males di pramuka. Ngapalin sandi. Banyak banget sandi di dunia ini, antara lain : sandi morse, semaphore, sandi rumput, sandi-sandi cinta... emmm.. yang terakhir itu ngawur, jangan percaya.

Walaupun bukan anak Pramuka tapi tetap cinta Pramuka!


Sabtu, 24 Januari 2015

Ngomongin Blog

Gue pernah cerita kalo alasan gue nge-blog gara-gara tuntutan tugas. Tapi setelah beberapa kali coba menulis, entah perasaan apa ini tapi gue mulai suka nge-blog. Karena ini tugas sekolah, pastinya temen-temen seangkatan gue yang jumlahnya lebih dari 200-an anak juga ikutan terjun ke dunia blog. Diam-diam gue visit ke blog mereka (sekarang udah ketahuan). Ada yang blognya keren, ada yang tampilannya ajib, ada yang standar biasa aja, ada yang pake lagu, ada yang tampilan, lagu, dan gadgetnya keren tapi postingannya copas semua (bukan nyindir looh), yang belum ada isinya sama sekali juga ada.

Setelah ngelihatin blog mereka, gue sadar kalo blog gue masih jauh dari kata keren, bagus, ajib, cetarrr membahana... Oke. FOKUS. Blog gue tampilan masih standard, gadget baru Twitter, pokoknya masih Cupu banget gitu. Tapi gue juga sadar kelebihan blog gue. ISInya. Ya, isi postingan dari blog gue asli dari pikiran gue, asli dari inspirasi yang dihasilkan otak gue, asli ketikan tangan gue. Pokoknya postingan gue ORISINAL!

"Maaf, Blogger ini mulai sombong. Tolong dimaklumi. Terimakasih."

Apaan sih, diatas?! Sekali-kali boleh dong kalo gue sombong. Eh, nggak boleh ya? Oke, deh nggak sombong lagi. FOKUS.

Karena gue sadar dari segi tampilan gue kurang bagus, gue jadi berpikiran untuk memperbagus tampilan blog gue. Nambahin gadget, ngerapihan tata letak, nambahin lagu, dan lain-lain. Dan Alhamdulillah sudah satu target kesampean, nambahin lagu (nggak kedengeran? Iyalah kalian ngakses dari HP, pake PC dong!). Setelah nambahin lagu ini gue rencananya mau ngerubah template blog gue.

Tapi tiba-tiba satu pertanyaan muncul di dalam otak gue. Gimana kalo pembaca blog gue ber-kuota tipis? Nah, inilah sialannya otak gue, dalam keadaan begini selalu mikirin orang lain. Gara-gara satu pemikiran sialan ini gue jadi menggagalkan rencana memperbagus blog. Biarlah blog gue sederhana, yang penting pembaca gue bahagia. Terimakasih Otak.

Udah ya, segini dulu cerita gue kali ini. Buat kalian temen-temen seangkatan gue yang lagi belajar ngeblog, Semangat! Kurangi postingan yang sifatnya copy-paste. Gue tau kalian baru belajar nge-blog, gue juga tau kalian belum biasa nulis. Tapi kalo nggak dimulai dari awal kapan lagi? Selamat malam Minggu... atau Sabtu malam (kasihan yang nggak malam mingguan).

Sabtu, 17 Januari 2015

DI-BULLY atau Mem-BULLY

Kali ini gue mau ngebahas tentang bully. Bukan bully yang di PS itu, tapi bully di dunia nyata. Sebenernya apa sih bully itu?
Bully itu...

Bullying merupakan suatu bentuk perilaku agresif yang diwujudkan dengan perlakuan secara tidak sopan dan penggunaan kekerasan serta paksaan untuk mempengaruhi orang lain, yang dilakukan secara berulang atau berpotensi untuk terulang, dan...

STOP! STOP! Cukup penjelasan ngebosenin diatas! Yang itu pengertian bully menurut internet. Kalo menurut gue sendiri, bully itu...

Suatu tundakan kekerasan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap seseorang. Sebenernya bukan tindakan kekerasan aja yang masuk nominasi bully. Sekarang mengejek secara berkelompok terhadap seorang anak cupu yang nggak berdaya juga bisa dianggap bully.Menurut pengalaman gue, bully itu banyak macemnya. Pemalakan, pemalakan secara berkelompok, pengroyokan, sampai pengroyokan dalam model ejekan.

Pengroyokan dalam model ejekan inilah yang paling sering gue alami dan yang paling sering gue lakuin. Yah, jujur aja, gue sebenernya juga sering nge-bully orang tapi nggak sesering gue dibully. Mulai dari ejek-ejekan nama, ejek-ejekan ras, ejek-ejekan bentuk tubuh, ejek-ejekan profesi orang tua, ngejekin yang belum punya pacar... yang ini gue paling sering. paling sering diejek maksudnya. Dan masih banyak lagi macam-macam ejekan.

Buat kalian para pelaku pem-bullyan. Berhentilah! Tobatlah! Inshaflah! Jangan diterusin, buat apa kalian ngelakuin bully? Sekarang udah nggak jamannya. Pikirkan perasaan para korban pem-bullyan kalian. Gimana nanti kalo dia depresi dan ingin bunuh diri? Bahaya kan. Ngehabisin waktu dan tenaga juga. Untuk kalian yang masih suka ejek-ejekan, buat apa? Sekarang udah nggak jaman ejek-ejekan. Kaya anak kecil! Eh, yang ejek-ejekan jangan deh, gue masih suka soalnya... Jadi, kalo kalian masih suka ejek-ejekan itu wajar. :)

Buat kalian para korban pem-bullyan. Melawanlah! Jangan mau-mauan dibully. Coba lawan mereka, pukul, tendang, keroyok. Eh! JANGAN, itu sama aja kalian nge-bully. Coba kalian pindah dari lingkungan yang banyak pelaku pem-bullyan. Pindah tempat duduk, pindah kelas, pindah sekolah, pindah rumah, pindah sekolah, pindah kota, pindah negara, pindah planet, kalo perlu pindah dunia juga nggak masalah. Yang penting menjauh, carilah teman-teman yang menerima kamu apa adanya. Pasti ada walaupun sedikit. Ubah penampilan yang agak kerenan sedikit. Setelah kalian sudah terbebas dari pem-bullyan, jangan balas dendam dan jadi pelaku bully.

Pada intinya kembali ke diri kita masing-masing. Bertanyalah pada diri kalian masinng-masing "Yang manakah aku? Yang di-bully atau yang mem-bully?" Introspeksi. Itulah yang sebenernya harus kita lakuin.

Udah ah, cukup segini untuk malam minggu kali ini. Sampai jumpa dan selamat malam minggu! (Bagi yang malam mingguan)

Minggu, 11 Januari 2015

Malam Minggu yang Sepi

Ini bukan puisi
Hanya cerita yang tak bisa..
Tak bisa kumengerti
Bagiku hanya cerita yang berisi duka

Cinta...

Cinta datang dan pergi
Dengan sesuka hati
Hanya sebagian orang saja yang mengerti
Cerita rumit tiada henti

Cerita yang tidak pernah berhenti
Walaupun halaman telah berakhir
Ceritaku baru mulai
Berada di halaman awal, Prolog

Awal yang menyedihkan 
Sudah jatuh, tapi tak bisa mengakui
Sampai pada saat dia pergi
Meninggalkan ku sendiri

Menyesal...

Hanya itu yang tersisa
Seandainya aku sadar lebih awal
Kalau dia juga punya perasaan yang sama
Bisakah waktu kembali?


Malam Minggu yang Sepi,
Khashaaisha Al Fikri.







Jumat, 09 Januari 2015

Pengaruh Sosmed di Dunia Nyata

Era globalisasi gini siapa sih yang nggak tau sosmed?

Eh! Pertanyaan diatas kayaknya salah. Mungkin yang dibawah yang bener....

Jaman sekarang siapa sih yang nggak punya sosmed?

Yapp.. semenjak adanya internet dan browser sosmed jadi kian marak. Gue sendiri juga punya sosmed, kalian bisa cek daftar sosmed gue di postingan pertama gue yang judulnya "Kenalan Dulu Dong..". Kalau ngomongin pengaruh sosmed itu sebenernya ada banyaaaaakk banget. Tapi gue mau bahas yang paling sering gue alami di dunia nyata.

Di mulai dari segi positifnya dulu deh. Pertama, kalian bisa update berita-berita baru, pengetahuan-pengetahuan baru, yaahh... pokoknya yang baru-baru lah. Kedua, kalian bisa belajar bahasa-bahasa asing, (ini khusus yang settingan sosmednya bahasa internasional!) kayak Bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Jepang, dll. Ketiga, kalian bisa... bisa... emm.... kalian bisa tambahin lagi dikomentar.

Sekarang kita lihat dari segi negatifnya. Pertama, kalian punya kemungkinan besar jadi Asosial. Anti-sosial gitu, kalo udah kelamaan kalian nggak berani ngomong secara lisan langsung. Bisanya chattingan, emang kalian nanti kalo ngelamar kerja pake chattingan? Enggak kan?

Kedua, kalian jadi mudah sombong, gue paling nggak suka kalo ada orang pamer-pamerin sosmednya. "Nih, gue udah punya Facebook. lu punya nggak?" Punya! "Nih, gue udah punya Google+, lu punya nggak?" Punya!! "Nih, gue udah punya Twitter, lu punya nggak?" Punya KAMPRET!!! "Oh, nih gue udah punya Instagram, lu punya nggak?" PU!.. eh, kalo yang ini belum punya..heeehhehe... Pokoknya gitu deh, kalian jadi gampang sombong.

Apalagi yang nyombongin jumlah followers. Mentang-mentang followersnya udah ratusan disombong-sombongin. Mana jumlah followers gue masih 80-an lagi... yang tadi itu curhat, jangan serius banget bacanya.

Ketiga, kalian sadar atau enggak kata-kata yang biasa kalian tulis di-sosmed kebawa ke dunia nyata. Yang "keles" lah, yang "bingit" lah, yang "kamseupay" lah, yang "ltpst" lah. (ini gimana coba bacanya? mana nggak ada huruf vokalnya...) Kan nggak enak kalo ngomong pake kata-kata yang... Bikin jijik! Mau contoh? bayangin sendiri aja contohnya. Oke, nggak ada habisnya kalo ngomongin kata-kata dalam sosmed.

Mungkin segini dulu bahasan tentang sosmed, kalo dilanjut bisa lama nanti. Buat kalian yang ngerasa punya kelakuan kaya tulisan diatas, mendingan kurangin sedikit-sedikit. Kalo bisa diilangin.

Sampai Jumpa!