Sabtu, 23 Mei 2015

One Day in Holiday

Bagi sebagian orang, liburan adalah waktu dimana mereka bisa pergi ke tempat wisata, eksplorasi ke tempat baru, hunting banyak foto, sampai menginap di hotel atau resort. Paling enggak itu yang sebagian orang lakukan saat liburan.

Ya, gue sekarang lagi liburan. Sebelum liburan panjang ini, udah kebayang di kepala gue hal-hal apa aja yang bakalan gue lakukan nantinya. Kurang lebih sama kayak yang diatas. Tapi...


Ekspektasi nggak seindah Realita!


Liburan gue membosankan. Nggak pergi ke objek wisata, nggak ekplorasi tempat baru, dan nggak nginep di hotel manapun. Dan yang paling parah, gue nggak sepenuhnya liburan, gue diwajibkan masuk sekolah setiap hari Selasa dan Jum'at. Padahal, di sekolah juga nggak ngapa-ngapain. Gue dan temen-temen pengemis wifi cuman main di tempat yang gue sebut "basecamp". 

"basecamp" (baca : Lobby sekolah)
Tapi liburan gue berubah ketika negara api menyerang gue diajak keluar kota, tepatnya ke sebuah kota bernama Pemalang *mendadak puitis*. Jum'at sore, gue dikagetkan dengan suara teriakan ibu, "Kaaaaaakkk, bajunya disiapiiiiinn!!" Gue yang lagi santai-santai di kamar cuman bisa nurut sambil tanya. "Emangnya mau kemana?" "Ke rumah Eyang." Jawaban yang singkat. Gue yang emang udah bosen di rumah semangat banget milih baju mana yang bakalan dibawa. Tapi, lagi-lagi...



Ekspektasi nggak seindah Realita!



Hari Sabtu, seharian di Pemalang ternyata gue nggak kemana-mana. Di rumah, mondar-mandir, main sama adek-adek, ngobrol sama om dan tante, nge-post di blog #TetepKonsisten. Huaaaahhh gue bosen!

Hari Minggu. Pagi itu, nggak seperti biasanya, gue bisa bangun pagi. Gue jadi heran sendiri, tumben gue bangun pagi di hari Minggu. "Mungkin ada hikmah tersendiri..." pikir gue. Nggak lama setelah gue mikir gitu, gue denger suara mobil di starter. Mau kemana nih? Gue tau, kalo yang nyetarter itu ibu gue, berarti dia mau belajar nyetir. Kalo belajar nyetir, di Pemalang cuman ada satu tempat favorit ibu gue, Pantai Widuri. Ah, daripada cuman di rumah mending gue ikut. Di bangku supir udah duduk manis Ibu gue yang sok bisa mau belajar nyetir. Di sebelahnya ada Ayah gue yang jadi "mentor" gadungan nya. Dan gue, duduk di belakang Si "mentor". Kurang lebih gini denahnya.

maklum lah, namanya juga paint.

Singkat cerita, perjalanan ke pantai pun dimulai. Awalnya semua berjalan lancar, hingga mobil sampai di depan gang. Belum juga keluar gang, masih di mulut gang persis. Ibu gue udah grogi duluan, mesin udah mati tiga kali. Si "mentor" udah berkali-kali ngomong "Santai aja, santai.." Gue udah khawatir bakalan kenapa-kenapa. Setelah ngidupin mesin, gas diinjek pelan-pelan, stir dibelokkan ke kiri. Oke, ngelewatin gang berhasil. Eh... kenapa stirnya tetep belok ke kiri? Sadar akan hal ini, si "mentor" teriak, "Setirnya balikin lagi to, Mi!!!" Nggak tau karena kaget atau emang panik karena posisi mobil udah deket sama trotoar, bukannya ngerem dan ngembaliin posisi stir, Ibu gue malah menginjak gas lebih dalam. Otomatis mobil jadi makin cepet dan...

WUUUUUSSSHHHH!!
"AAAAHH!!!!"
BRAKKK!!
PRANGG!!
SRAAAAAKKK!!
"AAAAHHH!!"

Gue ngerasa di film Fest&Furyus.

Mobil menghantam becak kosong yang ada di pinggir jalan, kaca spion pecah dan terbang sampai bangku belakang. Semuanya panik. Karena Ibu gue masih belum menginjak rem, Si "mentor" teriak "DI REM TO, MI!!" Seketika itu mobil berhenti, gue tetep diem di tempat. Shock. Ayah yang jadi "mentor" dan Ibu gue langsung keluar untuk ngeliat keadaan mobil. Bagian kiri depan penyok besar, lecet panjang sampai ke belakang. Gue tau kalo ini sebuah pertanda, pertanda kalo gue nggak jadi ke pantai.

Percayalah, ini udah seminggu di bengkel.
Ternyata bener, gue nggak jadi ke pantai. Setelah transaksi yang agak lama, Ibu gue dan yang punya becak memilih jalur damai. Ibu gue mengganti becak yang ditabrak sampai rusak itu dengan becak yang baru. Dan becak yang ditabrak itu jadi becak keluarga besar gue. Ternyata becaknya nggak begitu rusak, cuman sedikit penyok di pelek dan bodynya. Masih bisa dipakai.



Liburan kali ini emang nggak terlalu menyenangkan. Tapi gue sadar, kalo liburan itu adalah waktu dimana kita melepas lelah dan berkumpul bersama keluarga atau temen-temen terdekat. Kayak gue yang biasa ngumpul di "basecamp" bareng temen-temen, ngobrol ngalor-ngidul, bercanda, nonton film sampai sore, sampai ketiduran dibangku karena anginnya sepoi-sepoi. Kayak gue yang ke Pemalang karena ada acara keluarga yang ngewajibkan semua dateng, main sama sepupu yang biasanya nggak pernah ketemu, cerita pengalaman-pengalaman sama om dan tante. Itulah liburan.

Yah, emang sih Ekspektasi emang nggak seindah Realita, tapi terkadang makna dari Realita lebih indah dari Ekpektasi. #Azek.

Selamat Sabtu malam, dan selamat Liburan!

2 komentar: