Sabtu, 05 September 2015

Surat Untuk Pak Menteri

Dear Menteri Pendidikan, Bapak Anies Baswedan. Saya perwakilan dari siswa-siswi SMA di Semarang dan daerah Jawa Tengah lainnya yang belum terbiasa dengan program "5 Hari Sekolah" memutuskan untuk menulis surat ini. Karena jadwal saya terlalu padat dan harus mengerjakan PR-PR yang menumpuk setinggi gunung. Bisa dilihat di postingan saya sebelumnya di SINI (klik tulisan SINI). 

Eh... didalam surat nggak bisa nulis link kan ya...


Oke, saya lanjutkan saja surat ini. Pak, saya baru saja masuk SMA dan merasakan program "5 Hari Sekolah". Saya rasa, program ini sangat, sangat, sangat, sangat tidak efektif. Kenapa? Karena saya banyak menerima curhatan-curhatan lebay dari teman-teman saya. Seperti :

"Aduuuh, kapan pulang nih?! Setengah hidup kita dihabiskan di sekolah!"
"Lima hari sekolah tapi pulangnya sore-sore. SAMA AJA!"
"Bisa mati kering disekolah kalo gini terus caranya!"
"Uang jajan udah habis, tapi belum pulang-pulang. AAAARGH!!!"

Dan lain sebagainya...

Kasihan mereka Pak, kasihan saya juga Pak. Oke Pak, sekarang kita coba kita bandingkan antara anak sekolah dan pekerja kantoran.

Anak sekolah masuk jam 07.00 dan pulang jam 15.15, dengan 2 kali istirahat yang kalau ditotal hanya 45 menit. Jadi kalau dihitung-hitung, anak sekolahan belajar disekolah selama kurang lebih 7 jam 30 menit.

Pekerja kantoran masuk jam 08.00 dan pulang jam 16.00 dengan sekali istirahat makan siang total 1 jam. Jadi, dia bekerja di kamtor selama kurang lebih 7 jam. Tiga puluh menit lebih cepat dibanding anak sekolahan.

Dan perlu diingat, pekerja kantoran pasti digaji setiap bulannya, dan anak sekolahan malah mengeluarkan uang setiap harinya untuk keperluan tugas, jajan, dan lain-lain.


Oke, kita lanjut saja pak. Ada yang mengatakan kalau program "5 Hari Sekolah" memungkinkan siswa beristirahat di hari Sabtu dan Minggu. Tapi Kenyataannya... Hari Sabtu dan Minggu malah digunakan untuk mengerjakan tugas. Mananya yang beristirahat? Apanya yang bersama keluarga? Hari Sabtu dan Minggu kita nggak bisa beristirahat, nggak bisa bercengkrama dengan keluarga karena tugas kelompok diluar rumah. Apalagi ditambah dengan Kurikulum 2013.

Ada yang bilang juga kalau program "5 Hari Sekolah" mengurangi kenakalan remaja, vandalisme, dan kegiatan-kegiatan merugikan lainnya. Tapi nyatanya vandalisme masih banyak, anak-anak nakal disekolah saya juga banyak. Pada kenyataanya program "5 Hari Sekolah" tidak banyak mengubah remaja-remaja yang memang sudah nakal. Kan kasihan remaja-remaja yang nggak nakal seperti saya.

Tapi itu semua mungkin cuman curhatan temen-temen saya aja yang lebay Pak. Mereka, kita hanya belum terbiasa dengan program dan kurikulum ini. Yah, pada akhirnya semua akan terbiasa dan tidak ada yang protes lagi. Mudah-mudahan sih...



Tapi pak...


Saran saya nih ya, untuk meredakan protesan-protesan dari siswa-siswa yang lebay, lebih baik kurikulumnya diganti lagi dengan KTSP. Atau kurikulumnya tetap tapi program "5 Hari Sekolah" dihilangkan. Atau mungkin kurikulum dan program hari sekolahnya bisa dikembalikan seperti dulu lagi. Kalau bisa sih...

Nah, kalau salah satu dari kemungkinan di atas dipenuhi atau bahkan ketiganya, saya yakin siswa-siswa yang protes terlalu lebay akan kembali tenang dan damai. Terus terang saja pak, saya tidak tahan didekat orang yang protes suka lebay.

Oke, sekian dulu surat dari saya kali ini. Mungkin kalo nggak ada kerjaan atau protes lagi dari teman-teman saya akan menulis surat ke Bapak lagi. Maaf kalo terlalu panjang. Maaf kalo bahasa yang saya gunakan tidak baku karena saya tidak terlalu hafal kata-kata baku. Maaf kalo ada ketikan saya yang typo, maklum, anak muda zaman sekarang.

Akhir kata,

Selamat Sabtu malam Pak~







3 komentar:

  1. Enak 5 hari kerja menurutku :3, lagian nulis kek ngene ning blog -_- hadehhh, g bakal ditenggep p.mentri

    BalasHapus
  2. Hm...di luar negeri 5 hari sekolah juga sepertinya. Dan gatau utk tugas mereka gimana. Utk jam sekolah bisa segitu, itu karena siswa punya porsi jam. 1 minggu harus 37,5 jam. Kalau sabtu udah libur, maka dibagi rata ke senin-jumat. intinya sama aja sih.
    Mungkin karena belum terbiasa.
    Dulu di sekolah adekku, juga begitu. senin-jumat. Pulang sekolah tetep sih, dan sabtu dibuat tetep sekolah, tapi isinya muatan lokal yg lbih santai.

    Semoga ada keputusan yg bijaksana deh. Dan semoga sukses semua. :)

    BalasHapus
  3. Gue sebagai salah satu pelajar (dan tukang ojek) dari semarang setuju banget sama tulisan lo ini.

    Nah tapi permasalahanya gini. Gue aja yang full 6 hari sekolah dengan K-13 aja keberatan sama tugas2nya. Apalagi yang cuman sekolah 5 hari doang. Beuh. Menderita banget yang pasti kaya ditinggal pacar pas masih sayang-sayangnya.

    Gue tau perasaan itu, sob. 8")

    BalasHapus